Beranda · Pengetahuan · Kumpulan Makalah · Tips dan Cara

Laporan Praktikum Pompa Sentrifugal

BAB IPENDAHULUAN


A.  Latar Belakang Masalah
      Perkembangan teknologi di negara-negara maju yang kian hari kian meningkat hingga memaksa kita untuk terus aktif dalam mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan kita. Seiring dengan itu persaingan untuk mendapatkan kerja dibidang industripun semankin ketat, hal ini dikarenakan minimnya lapangan kerja dibanding dengan jumlah tenaga kerja yang mencari pekerjaan. Agar kelak nantinya kita mampu bersaing dengan orang lain untuk memasuki dunia kerja, maka kita harus memiliki kemampuan dibidang kita masing-masing. 
      Untuk itulah mahasiswa/i di Jurusan Teknik Mesin dibekali ilmu pengetahuan dan keterampilan dibidang teknik, agar nantinya mampu bersaing didunia kerja. Dalam hal ini kita dibekali ilmu pengetahuan pada Pompa Sentrifugal baik secara teori maupun praktik. 
      Pompa Sentrifugal adalah suatu mesin kinetis yang mengubah energi mekanik ke dalam energi hidrolik melalui aktivitas sentrifugal, yaitu tekanan fluida yang ada di pompa. Pompa Sentrifugal merupakan alat mekanik yang mampu memindahkan suatu cairan dari suatu tempat ketempat lain. Dalam industri-industri Pompa Sentrifugal kerap sekali digunakan, seperti industri pertambangan, migas dan lain-lain. Karena Pompa Sentrifugal banyak digunakan di industri-industri maka kitapun dibekali ilmu pengetahuan tentang Pompa Sentrifugal.


B.  Batasan Masalah
      Dalam laporan praktik bengkel ini yang berjudul Sentrifugal Pump, penulis membatasi ruang lingkup pembahasan, yaitu :
1. Pengertian Pompa Sentrifugal?
2. Prinsip kerja Pompa Sentrifugal?
3. Komponen-komponen utama Pompa Sentrifugal?
4. Klasifikasi Pompa Sentrifugal? 
5. Peralatan, langkah-langkah pembongkaran dan perakitan?
6.  Analisa hasil praktik Pompa Sentrifugal?


C.  Tujuan
      Tujuan dilakukannya praktik Pompa Sentrifugal ini adalah :
1. Agar Mahasiswa/i dapat mengetahui pengertian Pompa Sentrifugal;
2. Agar Mahasiswa/i dapat Prinsip kerja Pompa Sentrifugal;
3. Agar Mahasiswa/i dapat mengetahui Komponen-komponen utama Pompa Sentrifugal; 
4. Agar Mahasiswa/i mengetahui Klasifikasi Pompa Sentrifugal;
5. Agar Mahasiswa/i dapat mengetahui peralatan, langkah-langkah pembongkaran dan perakitan Pompa Sentrifugal; 
6. Agar Mahasiswa/i dapat Analisa hasil praktik Pompa Sentrifugal.


D. Manfaat
      Laporan praktek Sentrifugal Pump ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Penulis sendiri, di mana dalam penulisan laporan praktek Analisa hasil peraktik Pompa Sentrifugal ini dapat menambah wawasan;
2. Sebagai acuan untuk perbandingan antara teori dengan praktik;
3. Agar menjadi perbandingan bagi adik-adik mahasiswa yang nantinya akan melakukan hal yang sama.


E. Teknik Pengumpulan Data
      Penulis melakukan teknik pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan Centrifugal Pump ini antara lain dengan cara:
1. Study literature, yaitu membaca buku referensi yang berhubungan dengan Centrifugal Pump;
2. Mengumpulkan data-data dari Internet.



BAB II
LANDASAN TEORI





A. Pengertian 
      Pompa sentrifugal adalah pompa yang memperbesar energi fluida melalui prinsip gaya sentrifugal. Pompa sentrifugal dapat mengubah energi mekanik dalam bentuk kerja poros menjadi energi fluida. Energi inilah yang mengakibatkan pertambahan head tekanan, head kecepatan dan head potensial pada fluida yang mengalir kontinyu. Bentuk dari pompa sentrifugal ini dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut ini : 
Pompa sentrifugal
                         Gbr. 2.1.  Sudu Pompa Sentrifugal

Aliran fluida masuk ke sudu yang berputar memiliki percepatan, sehingga aliran fluida tercampak keluar dari sudu-sudu dan berubah menjadi energi tekanan di sudu penyearah (di rumah spiral pompa) dihubungkan ke katup hisap dan katup buang. Proses tercampaknya fluida keluar dari sudu-sudu, mengakibatkan bergeraknya fluida di katup kempa melalui katup hisap dengan arah aliran terus-menerus (tidak terputus-putus).


B.  Prinsip Kerja Pompa Sentrifugal
      Pompa sentrifugal merupakan salah satu peralatan yang paling sederhana dalam berbagai jenis pompa. Gambar 2.2  memperlihatkan bagaimana pompa jenis ini beroperasi:
1. Cairan dipaksa menuju sebuah impeler oleh tekanan atmosfir, atau dalam hal  jet pump oleh tekanan buatan;
2. Baling-baling impeler meneruskan energi kinetik ke cairan, sehingga menyebabkan cairan berputar. Cairan meninggalkan impeler pada kecepatan tinggi.
3. Impeler dikelilingi oleh volute casing atau dalam hal pompa turbin digunakan cincin diffuser stasioner. Volute atau cincin diffuser stasioner mengubah energi kinetic menjadi energi tekanan.
pompa sentrifugal

Gambar 2.2. Lintasan Aliran Cairan Pompa Sentrifugal 


C.   Proses Kerja Pompa Sentrifugal
1.  Aliran fluida yang radial akan menimbulkan efek sentrifugal dari impeler diberikan kepada fluida. Jenis pompa sentrifugal atau kompresor aliran radial akan mempunyai head yang tinggi tetapi kapasitas alirannya rendah. Pada mesin aliran radial ini, fluida masuk melalui bagian tengah impeler dalam arah yang pada dasarnya aksial. Fluida keluar melalui celah-celah antara sudut dan piringan dan meninggalkan bagian luar impeler pada tekanan yang tinggi dan kecepatan agak tinggi ketika memasuki casing atau volute.
2.  Volute akan mengubah head kinetik yang berupa kecepatan buang tinggi menjadi head tekanan sebelum fluida meninggalkan pipa keluaran pompa. Jika casing dilengkapi dengan sirip pemandu (guide vane), pompa tersebut disebut diffuser atau pompa turbin. 
3. Impeler: Bagian dari pompa yang berputar yang mengubah tenaga mesin ke tenaga kinetik 
4.  Volute: Bagian dari pompa yang diam yang mengubah tenaga kinetik ke bentuk tekanan. 




Gambar 2.3. Gambar prinsif kerja Pompa Sentrifugal.



D.  Komponen Pompa Sentrifugal

      Komponen utama dari pompa sentrifugal terlihat pada Gambar 2.3 dan diterangkan dibawah ini:
1. Komponen berputar: impeller yang disambungkan ke sebuan poros
2. Komponen statis: casing, penutup casing, dan bearings.



Gambar 2.4. Komponen Utama Pompa Sentrifugal 

   a.  Impeller
      Impeler merupakan cakram bulat dari logam dengan lintasan untuk aliran fluida yang sudah terpasang. Impeler biasanya terbuat dari perunggu, polikarbonat, besi tuang atau stainless steel, namun bahan-bahan lain juga digunakan. Sebagaimana kinerja pompa tergantung pada jenis impelernya, maka penting untuk memilih rancangan yang cocok dan mendapatkan impeler dalam kondisi yang baik.
        Jumlah impeler menentukan jumlah tahapan pompa. Pompa satu tahap memiliki satu impeler dan sangat cocok untuk layanan head (=tekanan) rendah. Pompa dua tahap memiliki dua impeler yang terpasang secara seri untuk layanan head sedang. Pompa multi-tahap memiliki tiga impeler atau lebih terpasang seri untuk layanan head yang tinggi.
        Impeler dapat digolongkan atas dasar:
Arah utama aliran dari sumbu putaran: aliran radial, aliran aksial, aliran campuran
1.  Jenis hisapan : hisapan tunggal dan hisapan ganda
2.  Bentuk atau konstruksi mekanis :
a). Impeler yang tertutup memiliki baling-baling yang ditutupi oleh mantel (= penutup) pada kedua sisinya (Gambar 2.4). Biasanya digunakan untuk pompa air, dimana baling-baling seluruhnya mengurung air. Hal ini mencegah perpindahan air dari sisi pengiriman ke sisi penghisapan, yang akan mengurangi efisiensi pompa. Dalam rangka untuk memisahkan ruang pembuangan dari ruang penghisapan, diperlukan sebuah sambungan yang bergerak diantara impeler dan wadah pompa. Penyambungan ini dilakukan oleh cincin yang dipasang diatas bagian penutup impeler atau dibagian dalam permukaan silinder wadah pompa. Kerugian dari impeler tertutup ini adalah resiko yang tinggi terhadap rintangan.
b). Impeler terbuka dan semi terbuka (Gambar 2.4) kemungkinan tersumbatnya kecil. Akan tetapi utnuk menghindari terjadinya penyumbatan melalui resirkulasi internal, volute atau back-plate pompa harus diatur secara manual untuk mendapatkan setela impeler yang benar.
c). ?Impeler pompa berpusar/vortex cocok untuk bahan-bahan padat dan “berserabut” akan tetapi pompa ini 50% kurang efisien dari rancangan yang konvensional.







Gambar 2.5. Impeler Jenis Tertutup dan Terbuka 


   b.  Batang torak
      Batang torak memindahkan torque dari motor ke impeler selama startup dan operasi pompa.
   
   
   c.  Wadah
      Fungsi utama wadah adalah menutup impeler pada penghisapan dan pengiriman pada ujung dan sehingga berbentuk tangki tekanan. Tekanan pada ujung penghisapan dapat sekecil sepersepuluh tekanan atmosfir dan pada ujung pengiriman dapat dua puluh kali tekanan atmosfir pada pompa satu tahap. Untuk pompa multi-tahap perbedaan tekanannya jauh lebih tinggi. Wadah dirancang untuk tahan paling sedikit dua kali tekanan ini untuk menjamin batas keamanan yang cukup. Fungsi wadah yang kedua adalah memberikan media pendukung dan bantalan poros untuk batang torak dan impeler. Oleh karena itu wadah pompa harus dirancang untuk:
1).Memberikan kemudahan mengakses ke seluruh bagian pompa untuk  pemeriksaan, perawatan dan perbaikan;
2).Membuat wadah anti bocor dengan memberikan kotak penjejal;
3).Menghubungkan pipa-pipa hisapan dan pengiriman ke flens secara  langsung;
4).Mudah dipasang dengan mudah ke mesin penggerak (motor listrik) tanpa kehilangan daya.
   
   

BAB IIIKLASIFIKASI POMPA SENTRIFUGAL


A.  Klasifikasi 
   1.  Berdasarkan jenis impeller. 
      a.  Pompa Turbin
      Dikenal juga dengan pompa vorteks, peripheral, dan regeneratif. Cairan pada jenis pompa ini diputar oleh baling – baling impeller dengan kecepatan tinggi selama hampir dalam satu putaran di dalam saluran yang berbentuk cincin, tempat impeller tadi berputar. Energi ditambahkan ke cairan dalam impuls. Pompa sumur jenis difuser sering disebut pompa turbin. 
     
     Gambar 3.1 Impeler pompa jenis turbin
        b.  Pompa Aliran Radial
      Aliran fluida masuk impeller sejajar dengan poros pompa dan keluar sudu dengan arah radial. Head yang dihasilkan 50 m kolom air dan putaran spesifik lebih rendah. (pompa ini digunakan jika putaran spesifik yang dihasilkan pompa 500 ÷ 300 rpm dan head yang dicapai diatas 150 ft).
      Pada jenis ini impeller membuang cairan ke dalam rumah spiral yang secara berangsur – angsur berkembang. Ini dibuat sedemikian rupa untuk mengurangi kecepatan cairan dapat diubah menjadi tekanan statis. Rumah keong pompa ganda atau kembar menghasilkan kesimetrisan yang hampir radial pada pompa bertekanan tinggi dan pompa yang dirancang untuk operasi aliran yang sedikit. Rumah keong akan menyeimbangkan beban – beban radial pada poros pompa sehingga beban akan saling meniadakan, dengan demikian akan mengurangi beban poros dan resultan lenturan.
     
     
     
     
     Gambar 3.2 Impeler pompa aliran radial
        c.  Impeller tipe perancis :
      Aliran fliuda masuk impeller sejajar dengan poros pompa dan keluar sudu dengan arah radial. Head dan putaran spesifik (1500 ÷ 4500) nya lebih rendah.
        d.  Pompa Aliran Campur
      Aliran fluida masuk impeller sejajar dengan arah poros dan keluar dari impeller dengan arah radial dan aksial. Dibandingkan pompa impeller tipe perancis , head yang dihasilkan lebih rendah dengan putaran spesifik(4500 ÷ 8000 rpm)  yang besar.
     
     
     
     
     
     
     
     Gambar 3.3 Pompa aliran campuran
        e.  Pompa Aliran Aksial
      Aliran fluida masuk dan keluar impeller sejajar dengan poros pompa. Jika dibandingkan dengan jenis tiga jenis sebelumnya , head yang dihasilkan pompa ini paling rendah dengan putaran spesifik yang rendah.
      
      
      
      


       Gambar 3.4 Pompa jenis aliran aksial
   
   
   2.  Berdasarkan Jumlah Tingkat :
      Dapat dibagi lagi menjadi dua bagian sebagai berikut :
      a.  Pompa satu tingkat :
Jenis pompa ini mempunyai satu impeller dalam memindahkan  fluida sehingga head totalnya rendah.
      b.  Pompa bertingkat banyak :
Dikatakan bertingkat banyak karena menggunakan beberapa buah impeller yang dipasang secara seri , jadi head yang dihasilkannya merupakan penjumlahan dari head yang dihasilkan oleh masing-masing impeller sehinnga cocok untuk pemompaan head yang tinggi.

Gambar 3.5 Pompa bertingkat banyak

   3.  Berdasarkan bentuk rumah :
      Dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian sebagai berikut :
      a.  Pompa rumah volut :
Aliran fluida dari impeller secara langsung dibawa ke rumah volut.

Gambar 3.6 Pompa rumah volut

      
      
      b.  Pompa rumah diffuser :
Pompa jenis ini dilengkapi dengan sudu penyearah disekeliling luar impellernya yang tujuannya selain memperbaiki effisiensi pompa , juga penokohan rumah pompa , maka konstruksi ini dipergunakan pada pompa besar dengan head tinggi dan pompa bertingkat banyak.

Gambar 3.7 Pompa rumah diffuser

      c.  Pompa aliran campuran jenis rumah volut :
Pompa ini mempunyai impeller jenis aliran campuran dan sebuah rumah volut tanpa   sudu-sudu diffuser, melainkan dipakai saluran yang lebar untuk mengalirkan fluida. 


Gambar 3.8 Pompa aliaran campur jenis rumah volut

   4.  Berdasarkan letak poros :
      a.  Poros tegak :
Pompa ini mempunyai poros dengan posisi tegak.

Gambar 3.9 Pompa poros tegak

      b.  Poros mendatar :
Pompa ini mempunyai poros dengan posisi mendatar.

Gambar 3.10 Pompa poros mendatar

   5.  Berdasarkan sisi masuk impeller :
      a.  Pompa isapan tunggal 
Pada pompa jenis, fluida masuk dari satu sisi impeller sehingga akan timbul gaya aksial ke sisi hisap. Gaya ini dapat ditahan oleh bantalan aksial untuk pompa berukuran besar, gaya aksial ini cukup besar. Dan untuk mengurangi beban bantalan aksial dapat digunakan beban penyeimbang.
      b.  Pompa isapan ganda
Pada pompa ini fluida masuk dari kedua sisi impeller sehingga gaya aksial yang terjadi akibat tekanan fluida masuk impeller akan saling menyeimbang.Pompa hisapan ganda ini banyak dipakai untuk pemompaan kapasitas besar. Impeller pompa ini sama dengan dua impeller hisapan tunggal yang dipasang secara bertolak belakang ini hampir sama dengan kemampuan pompa hisapan ganda dengan ukuran konstruksi yang hampir sama.

Gambar 3.11 Pompa Isapan Ganda
      1).  Impeller terbuka (open impeller) :
Impeller ini digunakan apabila kondisi fluida yang dipompakan mengandung banyak kotoran seperti lumpur, kerikil dan sebagainya. Impeller ini digunakan agar tidak terjadi penyumbatan diantara haluannya. 
      2).  Impeller setengah terbuka (semi open impeller) :
Impeller ini digunakan bila kondisi fluida yang dipompakan hanya sedikit mengandung kotoran seperti air limbah, dan lain-lain.

Gambar 3.12 Impeller setengah terbuka
      c.  Impeller tertutup (closed impeller) :
Impeller ini digunakan apabila fluida yang dipompakan bersih/jernih seperti air minum , minyak bumi yang sudah diolah (bensin , premium , solar),dan lain-lain.Penggunaan impeller ini agar diperoleh effisiensi yang lebih tinggi dari jenis a dan jenis b diatas.

Gambar 3.13 Impeller tertutup




B.  Menghitung Kinerja Pompa

Kerja yang ditampilkan oleh sebuah pompa merupakan fungsi dari head total dan berat cairan yang dipompa dalam jangka waktu yang diberikan. Daya batang torak pompa (Ps) adalah daya Hp yag dikirimkan ke batang torak pompa, dan dapat dihitung sebagai berikut:

   Daya batang torak pompa Ps = Daya hidrolik hp / Efisiensi pompa ?pump
   Atau Efisiensi pompa ?pump = Daya hidrolik/ Daya batang torak pompa

Keluaran pompa, daya Hp air atau daya Hp hidrolik (hp) adalah daya Hp cairan yang dikirimkan oleh pompa, dan dapat dihitung sebagai berikut:
Daya hidrolik hp = Q (m3/detik ) x (hd- hs dalam m) x ? (kg/m3) x g (m/detik2) / 1000
   Dimana:
      Q = debit aliran
      hd= head pembuangan
      hs = head penghisapan
      ? = massa jenis fluida
g = percepatan gravitasi


C.  Kesulitan-Kesulitan Dalam Pengkajian Pompa
      Dalam praktek, lebih sulit mengkaji kinerja pompa. Beberapa alasan pentingnya adalah:
1. Tidak adanya data pompa yang spesifik:
  Data spesifikasi pompa diperlukan untuk mengkaji kinerja pompa. Hampir kebanyakan perusahaan tidak memegang dokumen asli peralatan (OEM) yang memberikan data-data tersebut. Dalam kasus seperti ini, persentase beban pompa untuk aliran pompa atau head tidak dapat diperkirakan secara memuaskan.
2. Kesulitan dalam pengukuran aliran:
Sulit untuk mengukur aliran yang sebenarnya. Beberapa metoda digunakan untuk mengukur aliran. Pada hampir kebanyakan kasus, debit aliran dihitung berdasarkan pada jenis fluida, head dan ukuran pipa, dll., namun gambaran yang dihitung mungkin tidak akan tepat. Metoda lainnya, membagi volum tangki dengan waktu yang digunakan oleh pompa untuk mengisi tangki. Tetapi, metoda ini hanya dapat diterapkan jika satu pompa berada dalam operasi dan jika kran pembuangan tangki tertutup. Cara yang paling canggih, tepat dan memakan waktu sangat sedikit untuk mengukur aliran pompa adalah dengan pengukuran yang menggunakan pengukur aliran ultrasonik.
3. Kalibrasi yang Tidak Benar Terhadap Pengukur Tekanan dan Instrumen Pengukuran: 
Kalibrasi yang benar pada seluruh pengukur tekanan pada jalur penghisapan danpembuangan dan instrumen pengukur daya lainnya adalah penting untuk mendapatkanpengukuran yang tepat. Namun, kalibrasi tidak harus selalu dilakukan. Kadangkala digunakan faktor koreksi jika alat pengukur dan instrumen tidak dikalibrasi dengan benar.
      Keduanya akan mengakibatkan tidak benarnya pengkajian kinerja pompa.
Bagian ini meliputi area utama untuk memperbaiki pompa dan sistem pemompaan. Area utama bagi penghematan energi meliputi:
a) Memilih pompa yang benar;
b) Mengendalikan debit aliran dengan variasi kecepatan;
c) Pompa dalam susunan paralel untuk memenuhi permintaan yang beragam;
d) Membuang kran pengendali aliran;
e) Membuang kendali by-pass;
f) Kendali start/stop pompa;
g) Memperbaiki keseimbangan impeller.
      
D.   Karateristik Pompa Sentrifugal
a) Tipe Impeller bergantung 
b) Tipe Impeller diantara Bearing/sambungan 
c) Tipe Turbin Regeneratif 
d) Variasi Spesial 





BAB IV
PROSES PRAKTIK




A. Peralatan
      Sebelum melakukan percobaan persiapkan terlebih dahulu peralatan untuk mempermudah pembongkaran dan pemasangan, adapun peralatan yang dibutuhkan antara lain :
1. Palu plastic;
2. Palu besi;
3. Kunci “ L “ (1 set);
4. Kunci Ring (secukupnya);
5. Punch (1 set);
6. Penitik;
7. Extraktor (1 set);
8. Obeng.


B.  Tipe Pompa Sentrifugal 
      Adapun tipe Pompa yang dijadikan bahan praktik yakni :
Lower Pumpen Fabrik GMBH LUNERURG
Nr.409237                                    Dot 3013
                        TUP CM 40-160


Q
m3/h
H
m
n
i/min
P
Kw
q
t/m3
T
0C
Q1
m3/h
H
m


Langkah-langkah Pembongkaran
    Adapun prosedur pembongkarannya yaitu :
1. Gambarkan / sketch Centrifugal pump secara lengkap;
2. Kosongkan oli pelumasnya;
3. Tegakkan posisi pompa (poros vertical), setelah  cover bearing bagian dalamnya dilepaskan terlebih dahulu;
4. Buka baut-baut pengikat antara rumah pompa dengan rangka pompa;
5. Buka rangkaian pompa sekaligus dengan rumah pelumas;
6. Lepaskan rumah oli dari porosnya;
7. Pisahkan rangka pompa dari rumah pompa;
8. Pisahkan rumah pompa dari porosnya;
9. Buka impellernya dari poros;
10. Bersihkan semua bagian-bagian yang dibongkar.


D. Analisa percobaan
      Setelah melakukan pembongkaran, maka lakukanlah penganalisaan terhadap bahan peraktek yang kita gunakan. Dalam hal ini kita harus menganalisa komponen-komponen Pompa Centrifugal itu sendiri, apakah masih dapat berfungsi dengan baik atau tidak.

1. Berikan tanda-tanda pada unit pompa;
2. Hati-hati jangan sampai pelumasnya berserakan;
3. Gunakan extractor set;
4. Hati-hati pembongkarannya,posisi extractor harus tegak lurus terhadap alas, jangan miring, karena dapat merusak bantalannya;
5. Periksa masing-masing komponen dari kemungkinan : kehausan, retak, longgar, dan lain-lain. Jika kerusakan masih dalam batas toleransi maka lakukanlah perbaikan, Jika tidak lakukanlah pergantian dengan yang baru.

E.  Keselamatan Kerja
      Dalam setiap aktifitas, keselamatan kerja merupakan salah satu bagian pokok yang perlu diperhatikan. Maka agar keselamatan kerja dapat tercapai pada saat melakukan praktik, lakukanlah hal-hal berikut :
1. Sebelum melakukan praktik bersihkanlah lingkungan kerja;
2. Singkirkanlah peralatan yang tidak perlu yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan;
3. Gunakanlah peralatan sesuai dengan fungsinya;
4. Ikuti prosedur kerja dan keselamatan kerja;



BAB V
SIMPULAN DAN SARAN



A.  Simpulan
Berdasarkan hasil praktik Pompa Sentrifugal dapat disimpulkan :
1. Mengubah Energi mekanik ke dalam energi hidrolik melalui aktivitas sentrifugal, yaitu tekanan fluida yang di pompa;
2. Prinsip kerjanya sederhana, mudah untuk dipahami;
3. Agar pompa dapat senantiasa beroprasi dengan baik, lakukanlah perawatan secara kontiniu;




B.  Saran
1.  Lakukanlah pemeriksaan secara berkala, lakukan perbaikan jika dibutuhkan;
2. Untuk mendukung praktik, maka penulis berharap kepada Politeknik Negeri Medan memberikan pasilitas yang lebih memadai;
3.  Sewaktu praktik berlangsung lakukanlah dengan bersungguh-sungguh;
4. Setelah selesai melakukan praktik bersihkanlah peralatan yang digunakan, untuk memperpanjang umur alat-alat tersebut.




DAFTAR PUSTAKA







Artikel keren lainnya:

Teknik Akustik

Teknik akustik adalah ilmu rekayasa yang merupakan aplikasi praktis dari ilmu akustik termasuk pengendalian suara dan getaran serta penggunaan instrumen suara untuk mengukur dan memeriksa atau memproses berbagai bahan
Salah satu tujuan rekayasa akustik adalah pengurangan kebisingan yang tidak diinginkan yang bisa disebut dengan pengendalian kebisingan.

Material akustik adalah material teknik yang fungsi utamanya untuk menyerap suara atau bising. Setiap material akustik memiliki nilai kemampuan penyerapan bunyi yang berbeda-beda tergantung pada koefisien absorpsi. Koefisien absorpsi adalah ukuran seberapa besar efisien permukaan atau material dalam menyerap suara. Untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan, studio rekaman harus didesain untuk menyerap bunyi.
Berikut ini beberapa pemilihan bahan yang dapat digunakan untuk studio rekaman.

1.  Gypsum
Penggunaan gypsum berfungsi sebagai dinding pertama. Papan gypsum bersifat tahan api, tidak menimbulkan emisi gas formaldehida dan awet.
Material akustik | gypsum

2. Rock wool
Penggunaan rock wool pada dinding studio musik dan lantai. Rock wool terbuat dari bahan tambang fiber ringan dengan inti berupa batu alam yang dipadukan dengan damar panas.
Material akustik  | rockwool
Keunggulan dari rockwool adalah sebagai berikut :

  • Memiliki daya koduksi termal yang rendah
  • Dapat digunakan pada suhu tinggi
  • Tidak mudah terbakar
  • Kedap suara
  • Tidak berjamur
3. Plywood
Plywood terbuat dari beberapa lembaran tipis atau lapisan yang arah seratnya disusun saling melintang antara lembaran bawah dengan lembaran bagian atas bersamaan dengan lem khusus dibawah tekanan besar sehingga dipadatkan ketebalan tertentu. Lembaran-lembaran tersebut biasanya diperoleh dari proses pengupasan kayu log secara rotary.
Dari proses ini diperoleh lembaran yang lebar dan panjang pada ketebalan yang kecil. Dari konstruksi yang digunakan untuk membuat plywood, maka bahan inin sangat tahan terhadap resiko retak, melengkung atau melintir yang tergantung pula pada ketebalannya. 
Kelebihan plywood adalah karena daya tahannya terhadap penyusutan kayu dan ukuran panjang lebar yang tidak mungkin didapatkan dari kayu solid pada posisi kualitas yang sama.
Material akustik  | pollywood

4. Glass wool
Glass wool merupakan yang terbuat dari fiberglass. Glass wool digunakan untuk mengurangi pantulan dalam rongga atau untuk menyerap standing wave yang terjadi. Glass wool mempunyai keefektifan lebih tinggi dalam menyerap suara.

5. Karpet
Penggunaan karpet berfungsi sebagai peredam getaran atau penyerap. Karpet tebal juga sangat efektif meredam bunyi diatas lantai yang tidak dikehendaki seperti langkah kaki. 

6. Gabus atau busa
Peredam gabus atau busa memiliki fungsi yang dapat meredam bunyi (menyerap gelombang bunyi atau suara dengan baik).
Kegunaan dari adanya peredam suara pada studio rekaman yaitu :
  • Melindungi telinga dari resiko tuli efek dari frekuensi tinggi
  • Menambah kualitas kenyamanan harmonisasi musik terhadap gema
  • Menahan suara di dalam ruangan sehingga suara mengurangi tingkat kebocoran suara yang keluar
  • Menambah kualitas suara pada musik sehingga musik dapat didengar dengan jelas dan dapat diserap dengan lebih baik oleh telinga

Artikel keren lainnya:

Laporan Boring

BAB I
PENDAHULUAN


A.  Latar Belakang
            Boring merupakan proses pembesaran diameter pada lubang silinder motor bakar, pada bagian motor bakar dapat kita jumpai silinder, silinder berfungsi sebagai tempat bergeraknya piston dan sebagai penampung gas. Suatu mesin agar dapat menghasilkan tenaga yang maksimal tentunya komponen-komponen dari mesin itu sendiri juga harus dapat bekerja sebaik mungkin. Walaupun pada perancangannya bahan untuk pembuatan silinder digunakan bahan yang tahan terhadap panas dan gesekan tentunya
            Mesin boring adalah suatu mesin perkakas yang berfungsi untuk membuat pembesaran lubang pada silinder lubang piston. Mesin boring terdiri dari beberapa bagian mesin dimana setiap bagian memiliki keterkaitan untuk melakukan kerja atau beroperasi. Setiap bagian-bagian ini memiliki fungsi-fungsi yang tersendiri, boring digunakan untuk melakukan pembesaran lubang pada silinder piston.
            Pada dinding silinder tidak dikehendaki adanya suatu goresan, karena goresan yang terdapat pada dinding silinder dapat mempengaruhi efisiensi kerja mesin. Pada bagian silinder udara yang masuk ke ruang silinder melalui katup masuk akan dikompresikan oleh piston pada waktu langkah kompres dan langkah buang gas hasil pembakaran keluar melalui katup buang. Pada saat terjadi langkah kompres, bahan bakar dan udara yang telah dikabutkan oleh sistem bahan bakar yang berada didalam silinder ditekan atau dikompres oleh piston, karena pada saat langkah katup buang maupun katup masuk dalam keadaan tertutup maka temperatur udara tersebut menjadi besar.
            Jika pada dinding silinder terdapat goresan atau suaian antara piston dengan lubang silinder terlalu besar, tentunya akan terjadi kebocoran udara yang dikompreskan pada saat pengkompresan berlangsung, yang mengakibatkan menurunnya tenaga mesin. Terjadinya kerusakan pada dinding silinder suatu motor bakar diakibatkan adanya gaya gesek antara ring piston dengan dinding silinder, sehingga dengan adanya gesekan tersebut lubang silinder tersebut akan mengalami goresan-goresan.
            Maka untuk melakukan perbaikan terhadap dinding silinder tersebut dapat dilakukan dengan proses pemboringan, yaitu memperbesar diameter lubang silinder dengan peralatan boring.

B.   Batasan Masalah
            Dalam penyusunan laporan hasil praktek boring ini, penulis membatasi ruang lingkup pembahasan, yaitu:
1.    Bagaimana teori dasar boring?
2.    Apa saja peralatan  boring?
3.    Bagaimana melakukan pemboringan?
4.    Bagaimana cara memboring yang baik dan benar?
5.    Bagaimana kita melakukan  perawatan pada mesin boring?

C.  Tujuan
            Tujuan diadakannya praktek boring ialah:
1.    Untuk mengetahui bagaimana teori dasar boring;
2.    Untuk mengetahui apa saja peralatan  boring;
3.    Untuk mengetahui bagaimana melakukan pemboringan;
4.    Untuk mengetahui bagaimana cara melamak yang baik dan benar;
5.    Bagaimana kita melakukan  perawatan pada mesin boring.

D.  Manfaat
            Laporan praktek melamak ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
1.    Penulis sendiri, dapat menambah ilmu pengetahuan tentang boring;
2.    Sebagai acuan untuk teori boring dengan praktek boring;
3. Sebagai laporan setelah melakukan praktek, dimana hasil peraktek yang telah dilakukan dituangkan kedalam suatu tulisan;
4.    Bagi pembaca, diharapkan dapat menambah wawasan tentang melamak.

E.  Teknik Pengumpulan Data
            Penulis melakukan teknik pengumpulan data yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan boring ini antara lain dengan cara:
1.    Study literature, yaitu membaca buku referensi yang berhubungan dengan boring;
2.    Melakukan analisa data hasil praktek pemboringan.



BAB II
TEORI DASAR


A.  Defenisi Boring
            Boring merupakan suatu proses pembesaran lubang pada silinder motor bakar, unutk melakukan pemboringan dapat dilakukan dengan alat bantu, yaitu berupa mesin boring dan peralatan-peralatannya. Sebagaimana kita ketahui, bahwasanya suatu peralatan yang digunakan akan mengalami titik kelemahan yang disebut dengan kerusakan. Demikian juga halnya dengan motor bakar, lubang silinder pada motor bakar yang secara kontiniu mengalami gesekan akibat adanya gerakan naik turunnya piston pada saat mesin sedang beroperasi.
            Gesekan yang terjadi antara piston ataupun ring piston dengan dinding silinder memang relatif kecil nilainya, namun karena hal ini terjadi terus-menerus hingga kurun waktu tertentu tidak tertutup kemungkinan akan terjadinya keausan (goresan) pada dinding silinder. Goresan tersebut akan memperbesar antara celah piston ataupun ring piston dengan dinding silinder, hal ini akan mengakibatkan masuknya oli pelumas keruang bakar, sehingga oli pelumas tersebut ikut terbakar besamaan dengan kabutan bahan bakar dan udara. Dengan masuknya oli pelumas keruang bakar, maka pemakaian oli pelumas juga tentunya semangkin boros dan sedikit demi sedikit berkurang, hal ini tentunya dapat mengakibatkan terjadinya over heating pada mesin, karena kurangnya jumlah oli pelumas pada mesin.
            Disamping borosnya pemakaian oli pelumas, efisiensi mesin juga menurun, hal ini dikarenakan terjadinya kebocoran gas pembakaran pada saat terjadinya langkah kompressi pada silinder. Hal ini tentunya memerlukan perbaikan sedini mungkin, agar tidak terjadi kerusakan yang lebih besar, maka untuk itu dilakukanlah pemboringan. Dalam pemboringan kita mengenal beberapa tingkatan ukuran pemberingan atau sering sisebut dengan Over Siz, yaitu over size 0,25; over size 0,50; over size 0,75; dan over size 1,0 %.   Untuk ukuran lubang silinder yang masih standart, jika tingkat goresan pada dinding silinder atau pembesaran dinding silinder masih relatif kecil maka dapat dilakukan over size 0,25 %, demikian seterusnya.
            Suatu mesin yang sudah perlu dilakukan pemboringan pada dinding silindernya ditandai seperti hal-hal berikut : bila dimasukkan pistonnya dari bagian bawah dan ratakan bagian kepala piston dengan permukaan silinder lalu posisikan lobang silinder vertikal, bila pistonnya bisa jatuh berarti silinder sudah kurang layak pakai (sudah terjadi pembesaran lubang silinder), bila hal tidak dilakukan perbaikan akan boros dalam penggunaan bahan bakar dan juga suara mesin akan sangat kasar serta efisiensi mesin menurun. Bila kondisi piston sudah bisa jatuh dari lubang silindernya, maka lubang silinder perlu dilakukan perbaikan. Memperbaiki lubang silinder berarti menambah diameter lobangnya. Apabila silinder sudah diboring, maka diameter piston harus mengikuti diameter lubang silinder. Untuk melakukan pemboringan terlebih dahulu dilihat bagaimana tingkat kondisi keausanya (goresan) yang terjadi, apakah goresan terjadi sudah besar atau kata gori kecil.
            Dengan dilakukannya pemboringan pada lubang dinding silinder, tentunya efisiensi mesin juga kembali hampir ke semula.

B.  Mesin Boring
1.    Fungsi mesin boring
            Mesin boring adalah suatu mesin perkakas yang berfungsi untuk membuat pembesaran lubang pada dinding silinder motor bakar yang sudah mengalami keausan (goresan) pada dinding silinder mesin tersebut. sesuai dengan ukuran (over size) yang ditentukan, yaitu Over Siz, yaitu over size 0,25; over size 0,50; over size 0,75; dan over size 1,0 %. Selain daripada melakukan pembesaran pada lubang silinder mesin boring juga dapat berfungsi untuk menghaluskan lubang dinding silinder yaitu lubang yang telah dilakukan pembesaran.
            Ada beberapa jenis mesin boring, sesuai dengan kemampuan/ kapasitas mesin tersebut untuk melakukan pembesaran lubang. Mesin boring terdiri dari beberapa bagian-bagian mesin, dimana tiap bagian bagian memiliki keterkaitan dengan bagian lain untuk melakukan operasi boring. Gambar mesin boring dapat kita lihat seperti gambar dibawah ini:

Mesin boring



2.    Spesifikasi mesin boring
            Adapun spesifikasi mesin boring diatas, yakni:

alat boRing

boring



3.    Konstruksi/susunan mesin
            Sketsa mesin dapat dilihat pada gambar 2.3 Pemasangan utama mesin tersebut terdiri atas:
a.    Pasangan batang pemboran pada nomor 10 di gambar 2.2. dan untuk lebih jelas   dapat dilihat pada gambar 2.3.;
b.    Pasangan penggerak atau bodi mesin nomor 9 di gambar 2.2.;
c.    Bagian motor nomor 2 di gambar 2.2;
d.    Bagian penyangga dan pengapit nomor 5 di gambar 2.2.;
e.    Bagian micrometer atau aksesorinya;
f.     Bagian komponen pengatur kesimetrisan (aksesoris);
g.    Pasangan batu gerinda pada gambar 2.2., untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.8.


4.    Sistem transmisi
Sistem penggerak terdiri dari 3 bagian antara lain adalah :
a.    Bagian spindel pangatur putaran;
b.    Bagian spindel pemakanan;
c.    Bagian menaikkan;
            Bagian spindel pengatur naik turun dari spindel pemakanan sistem transmisi terlihat pada gambar 3.
            Setelah dilakukan pengeboran , saat tenaga suplai oleh motor listrik  telah terhubung maka poros I digerakkan secara otomatis oleh motor dan poros II digerakkan oleh sabuk ganda. Di momen ini spindel pemakanan tidak bergerak.
            Saat saklar nomor 7 di gambar 1 ditekan, maka poros III akan bergerak memutar yang disuplai tenaga oleh motor dan poros IV akan bergerak oleh sabuk ganda dengan gerak dan arah yang sama . Pada saat ini spindel pemakanan akan bergerak memutar. Ketika proses pengeboran telah selesai  (posisi otomatis) maka spindel pemakanan akan kembali ke posisi TMA dan berhenti. Hal ini terjadi akibat adanya pin pengatur gerak dari spindel naik turun.
            Geser kopling utama searah jarum jam, tutup kopling utama itu, jika tidak kopling utama itu dilepaskan.
            Geser kopling pemakanan dan putar setelah 900, jadi kedua pena silindris di dalam kopling pemakanan disisipkan ke dalam dua lubang yang dangkal, lepaskan kopling pemakanan; jika ke dalam dua lubang yang dalam, yang belakangan tertutup.

5.    Daftar bantalan roller
No.
Model
Spesifikasi
Nama
Presisi
Qty.
A
103
O17  O35  10
Single Row Radial Ball Bearing
E
1
B
205
O25  O52  15
Single Row Radial Ball Bearing
E
1
C
103
O17   O35  15
Single Row Radial Ball Bearing
E
1
D
46102
O15  O32    9
Single Thrust Radial Ball Bearing
D
2
E
19
O9  O24      7
Single Row Radial Ball Bearing
G
2
F
103
O17  O35  10
Single Row Radial Ball Bearing
E
1

6.    Daftar komponen penggerak
No.
Nama
Diameter
Modul
Kemiringan
1
Pulli Ganda
O 32


2
Pulli Ganda
O80


3
Ulir Cacing
1
1
2°2’44”
4
Ulir Cacing
51
1
2°2’44”
5
Pulli Ganda
O65


6
Pulli Ganda
O78


7
Roda Gigi Bevel
18
2
0
8
Roda Gigi Bevel
18
2
0
Bagian bagian ini ditunjukkan di gambar 2.4.

7.    Prinsip Kerja dan Metode Operasi Mesin
a.  Penentuan posisi badan silinder
            Pengganjal dan pengapit dari badan silinder, setelah diganjal dan diapit maka  badan silinder dinaikkan dan disisakan jarak 2-3 mm jarak antara pengapit bawah dengan lubang pengapit atas. Setelah itu poros tengah dengan lubang silinder disimetriskan.

b.  Kesimetrisan lubang silinder dengan poros tengah
            Sebelum pengeboran silinder, perputaran antara spindel pemakanan dengan lubang silinder haruslah simetris sehingga dalam pemakanan silinder merata.

c.  Kerja pemboran
            Pisau pemakan pada bagian dalamnya terdapat pegas yang berfungsi untuk mendorong pisau. Ini berada di bagian spindel pemakanan. Setelah pisau disimetriskan dengan micrometer maka langkah berikutnya adalah pengaturan pada sistem transmisi. Disaat pemakanan,  apabila pemakanan terlalu tebal maka timbulnya asap dari pengeboran yang bertanda, pemakanan terlalu dalam.

d.  Penggunaan micrometer
            Micrometer ditempatkan di permukaan dari pisau pemakan dimana setelah dijepit pada spindel. Putar penggerak manual untuk melakukan simetrisan pada ujung pisau dengan micrometer. Kemudian paskan ujung pisau dengan micrometer , ukuran micrometer sesuai dengan Tebal pemakanan + Tebal awal ,Kunci pisau dengan penggunaan Later L.

e.  Penajaman terhadap pisau pemakan
            Pisau ditempatkan ke pengganjal di posisi menghadap batu gerinda dengan kondisi simetris , Lalu gerakkan pengganal mendekati batu gerinda sampai penajaman terjadi. Sesuaikan banyak pemakanan dengan ukuran pisau yang dibutuhkan.

f.  Catatan sebelum operasi dan perbaikan silinder
            Kotoran dan hasil korosi maka itu harus dibersihkan .Jika pemakanan melebihi dari 60 mm maka poros pemakan pada awal kerjanya ditempatkan dibawah silinder , dimana bila kurang dari 60 mm posisinya diatas silinder. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan pemboran yang sempurna.
            Tebal pemakanan lebih kurang sama dengan ,Periksa permukaan dalam silinder  serta kebersihan dan kerataannya , jika terdapat 0.5 mm.

g.   Komponen-komponen listrik
Daya motor yang digunakan adalah 0.25 Kw .
Jumlah putaran 1440 rpm dengan frekwensi 50 Hz
Voltase yang digunakan ada 2 yaitu 220V atau 380V
Penggunaannya disesuaikan dengan spesifikasi mesin bor itu sendiri


Keterangan :
1. Boring sleeve;                                  6. Press base;
2. Base plate;                                        7. Dowel pin;
3. Packing ring of upper cylinder;        8. Press support;
4. Packing ring of lower cylinder;        9. Top press screw rod.
5. Press ring of cylinder;

C.  Perawatan Mesin
1.    Hal-hal yang  perlu diperhatikan dalam perawatan mesin
a.    Bagian yang harus diperhatikan adalah kesimetrisan antara lubang silinder dengan  meja kerja untuk menghindari tumbukan terlalu keras. Keempat baut M12 harus tercengkram dan simetris;
b.    Sebelum menggerakkan motor, sklar penggerak spindel pemakan  berada dalam posisi manual;
c.    Jenis pelumas dalam lubrikasi haruslah bersih dari kotoran;
d.    Setelah menggunakan mesin harus dilakukan pembersihan setiap detail mesin agar masa usia pemakaian mesin lebih lama. Setelah bersih olesi dengan pelumas disetiap bagian mesin untuk menghindari korosi.

2.    Pelumasan
            Sistem pelumasan pada mesin ini dibagi kedalam beberapa kategori, yaitu: Oil Filling, Oil Packing, Oil Coating dan lain-lain. Oil ring dilumurkan keseluruh permukaan mesin, poros penggerak manual serta bantalan. Oil yang dilumurkan tersebut berjenis HJ-10 (6B 433 – 64) kecuali pada bantalan, disini yang digunakan adalah Lithium 201.



BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN 


A.  Langkah Kerja
            Adapun langkah kerja dalam kegiatan praktek boring adalah sebagai berikut:
1.   Lakukan penyetelan terhadap benda kerja yang akan diboring dan lakukan penyetelan terhadap silinder yang akan diboring, senter pahat yang akan digunakan sesuai dengan nomor dan diameter dari silinder yang akan diboring;
2.    Setelah benda kerja center, lakukan penguncian sampai kuat;
3.   Lakukan penyetelan mata pisau boring dengan jarak sesuai diameter pembesaran lubang yang telah ditentukan;
4.    Lakukan penyetelan jarak main pisau sampai batas yang sama;
5.    Hidupkan motor penggerak dan lakukan pemakanan sampai batas ukuran yang telah ditentukan, dapat dilakukan dengan gerakan otomatis atau manual.



BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN


A.  Simpulan
            Dari praktikum boring yang dilakukan, penulis menyimpulkan bahwa ukuran diameter lubang haruslah teliti dan sesuai dengan yang dibutuhkan karena untuk pembesaran lubang diperlukan ketelitian yang tinggi dan toleransi pemakanan yang sekecil mungkin. Disamping itu juga perlu diperhatikan saat-saat pemasangan dan pembongkaran benda kerja pada mesin boring tersebut haruslah sesuai dengan prosedur, hal ini ditujukan untuk menjaga agar mesin tidak mengalami kerusakan dan diperoleh hasil dari benda kerja yang sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan. Sebab jika kondisi mesin terganggu pada saat pemasangan maka kinerja bantalan tersebut tidak akan bekerja sesuai yang kita inginkan.
            Apabila diperoleh hasil yang kurang maksimal disebabkan pada saat melakukan penyenteran benda kerja terjadi sedikit kemiringan (kurang center).

B.  Saran
Saran yang perlu diperhatikan pada praktek boring:
1.    Sebelum melakukan praktek  boring pada benda kerja terlebih dahulu agar diameter pembesaran lubang diukur dengan teliti;
2.    Pastikan selalu kedudukan benda kerja dan mata pisau sudah center;
3.    Selalu mengunci mata pisau boring dengan kencang;
4.    Selalu bersihkan mesin setelah menggunakan mesin agar tidak terjadi korosi pada mesin;
5.    Lumasi bagian-bagian mesin yang bergerak dan memerlukan pelumasan

Artikel keren lainnya: